Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah
|
PEMECAHAN MASALAH
DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENYUSUN
:
Rico Kurnia Pujiantoro (25217148)
Sri Handayani (25217760)
Ulfah Rahmahtunisa (26217891
MATA KULIAH :
PENGANTAR MANAJEMEN
DOSEN : MAULANA
SYARIF HIDAYATULLAH
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
KATA
PENGANTAR
Alhamdulilah
wasyukurillah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat, karunia, hidayah dan inayahnya yang telah dilimpahkan kepada
kami. Dan tidak lupa pula kami mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada
pihak yang telah memberikan sumber-sumber referensi sehingga kami dapat
mnyelesaikan makalah tentang “Pemecahan
Masalah Dan Pengambilan Keputusan”.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada penulisan yang kurang
tepat baik dalam ejaan maupun isi materi. Kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca supaya kedepanya kami bisa menyusun makalah
lebih baik lagi
Depok,
13Oktober 2017
Daftar
Isi
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar belakang 1
Latar belakang 1
Rumusan masalah 1
Tujuan 1
BAB
II
PEMBAHASAN
Pengambilan
Keputusan
Pengertian Keputusan 2
Pengertian Pengambilan
Keputusan 2
Proses Pengambilan
Keputusan 3
Jenis-jenis Pengambilan
Keputusan 5
Model-model Pengambilan
Keputusan 8
Metode-metode Analisa Pengambilan
Keputusan 8
Pemecahan
Masalah
Pengertian Pemecahan
Masalah 10
Tahapan-tahapan Pemecahan
Masalah 10
Langkah-langkah Pemecahan
Masalah 10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan 11
Daftar Pustaka 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para ilmuwan perilaku organisasi, ahli penelitian
operasional dan manajer berpendapat bahwa dalam suatu organisasi, sebagian
besar para bawahan menginginkan kesempatan untuk dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan. Mereka berpendapat bahwa peran serta yang meningkat
dalam keputusan memiliki dampak meningkatnya keterkaitan mereka dalam
organisasi, kepuasan pekerjaan, pertumbuhan dan perkembangan pribadi, serta
peneriman inovasi. Cara manajer mempengaruhi para bawahan lebih berdasarkan
tukar pikiran dan kerja sama daripada berdasarkan otoritas.
Selain menyebabkan kepuasan yang lebih besar dari bawahan
dan sebagai dampaknya adalah usaha yang lebih besar, produktivitas kerja, serta
efektivitas yang lebih tinggi. Para pendukung pandangan tersebut memiliki
alasan tambahan atas keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan.
Ditunjukan bahwa beberapa permasalahan yang dihadapi oleh organisasi makin
bertambah kompleks, memerlukan pengetahuan dalam bidang yang canggih dan
merupakan bentuk permasalahan yang tidak pernah dihadapi organisasi sebelumnya,
baik teknologi, sosial maupun manusiawi.
Pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan yang
sistematis terhadap permasalahan yang dihadapi. Pendekatan tersebut menyangkut
pengetahuan mengenai esensi atas permasalahan yang dihadapi, pengumpulan fakta
dan data yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, analisis permasalahan
dengan menggunakan fakta dan data, mencari alternatif pemecahan, menganalisis
setiap alternatif sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional dan
penilaian atas keluaran yang dicapai.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah definisi pengambilan
keputusan?
2.
Bagaimana
proses pengambilan keputusan?
3.
Apakah Jenis-jenis pengambilan
keputusan?
4.
Apa saja model-model pengambilan
keputusan?
5.
Bagaimana metode-metode analisa
pengambilan keputusan?
6.
Apakah definisi pemecahan masalah?
7.
Apa saja tahapan-tahapan pemecahan
masalah?
8.
Apa saja langkah-langkah pemecahan
masalah?
1.3
Tujuan
Untuk
mengetahui tentang pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengambilan Keputusan
1.
Pengertian
Keputusan
Terdapat
beberapa pengertian keputusan menurut para ahli yaitu :
·
Ralp C. Davis
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya
dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu
pertanyaan. Keputusan harus menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan
dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan
terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
·
Mary Follet
Keputusan adalah suatu hukum atau sebagai hukum situasi.
Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya
dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya
atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal
dijalankan, tetapi itu merupakan wewengan dari hukum situasi.
·
Menurut James A.F. Stoner
Keputusan adalah pemilihan diantara
alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu :
Ø
Ada pilihan dasar logika atau pertimbangan
Ø
Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu
yang terbaik
Ada tujuan yang ingin dicapai, dan
keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
·
Prof.Dr.Prajudi Atmosudirjo,SH.
Keputusan adalah suatu pengakhiran dari proses pemikiran
tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus
diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada
suatu alternatif.
Dari pengertian-pengertian keputusan di atas, dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa: keputusan merupakan suatu pemecahan masalah
sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif
dari beberapa alternatif.
2.
Pengertian Pengambilan Keputusan
Terdapat beberapa pengertian pengambilan keputusan yang
telah disampaikan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
·
Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
·
Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan
yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
·
Menurut James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk
memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan di atas,
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa : Pengambilan keputusan merupakan suatu
proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis
untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.
3.
Proses
pengambilan keputusan
a)
Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang
harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan
kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa
sub tahap (disebut langkah) yang lebih khusus/spesifik dan lebih operasional.
Secara umum, proses pengambilan keputusan terdiri atas
tiga tahap, yaitu sebagai berikut :
(1).Penemuan Masalah
Tahap ini merupakan tahap untuk mendefinisikan masalah
dengan jelas, sehingga perbedaan antara masalah dan bukan masalah (misalnya
isu) menjadi jelas.
(2).Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah
yang sudah ada atau sudah jelas. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai
berikut :
· Identifikasi alterntif-alternatif
keputusan untuk memecahkan masalah
· Perhitungan mengenai faktor-faktor yang
tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan manusia, identifikasi
peristiwa-peristiwa di masa datang (state of nature)
· Pembuatan alat (sarana) untuk
mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay off
table).
· Pemilihan dan penggunaan model
pengambilan keputusan
(3).Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan
lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi beresiko,
kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik.
b)
Pendapat Para Ahli tentang Proses Pengambilan Keputusan
(1).Menurut Simon (1960)
Simon (1960) mengajukan model yang menggambarkan proses
pengambilan keputusan. Proses ini terdiri atas tiga fase, yaitu :
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian
dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan
diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses
untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara
berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut
kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan
2).Menurut Richard I. Levin, dkk
Menurut Richard, et., all. Proses
Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Tahap ini berupa (aktivitas proses) kunjungan lapangan,
konprensi, observasi, dan riset yang dapat menjadi informasi dan data
penunjang.
2. Analisis dan Pengenalan
Masalah
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) penentuan
penggunaan, penentuan tujuan, dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi
pedoman atau petunjuk yang jelas untuk mencari pemecahan yang dibutuhkan.
3. Pengembangan Model
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) peralatan
pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi
(output proses) model yang berfungsi di bawah batasan lingkungan yang telah
ditetapkan.
4. Memilih Data Masukan yang
Sesuai
Tahap ini dapat berupa data internal dan eksternal,
kenyataan, pendapat, serta data bank komputer yang dapat menjadi (output
process) input yang memadai untuk mengerjakan dan menguji model yang
digunakan.
5. Perumusan dan
Pengujian
Tahap ini berupa pengujian, batasan, dan pembuktian yang
dapat menjadi pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.
6. Penerapan Pemecahan
Tahap ini berupa pembahasan perilaku, pelontaran ide,
pelibatan manajemen, serta penjelasan yang menjadi pemahaman manajemen untuk
menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.
(3).Menurut Sir Francis Bacon
Menurut Sir Francis Bacon Proses Pengambilan Keputusan
terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Merumuskan/Mendefiniskan
Masalah
Tahap ini merupakan usaha untuk mencari permasalahan yang
sebenarnya
2. Pengumpulan
Informasi yang Relevan
Tahap ini merupakan pencarian faktor-faktor yang mungkin
terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah
3. Mencari Alternatif
Tindakan
Tahap ini merupakan pencarian kemungkinan yang dapat ditempuh
berdasarkan data dan permasalahan yang ada
4. Analisis Alternatif
Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap alternatif
menurut kriteria tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif
5. Memilih Alternatif
Terbaik
Tahap ini merupakan pemilihan alternatif terbaik yang
dilakukan atas kriteria dan skala prioritas tertentu
6. Melaksanakan
Keputusan dan Evaluasi Hasil
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan pengambilan
tindakan. Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan. Evaluasi
hasil memberikan masukan/umpan balik yang bergunan untuk memperbaiki suatu
keputusan atau mengubah tujuan semula karena telah terjadi perubahan-perubahan.
(4).Menurut Prof.Dr.S.Prajudi
Atmosudirjo
Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo Proses Pengambilan
Keputusan terdiri atas 5 tahap, yaitu sebagai berikut :
1.
Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri
sebagai pimpinan dalam organisai dan bertanggung jawab sebagai pimpinan
organisasi serta harus memutuskan sesuatu jika dalam organisasi tersebut muncul
masalah.
2.
Masalah yang dihadapi, terlebih dahulu harus ditelaah,
mengingat masalah tersebut memiliki macam-macam sifat, bentuk dan
kompleksitasnya.
3.
Setelah ditelaah, kemudian harus dianalisis situasi yang
mempengaruhi organisasi dan masalahnya.
4.
Menelaah keputusan yang dibuatnya, terutama yang ditelaah
adalah alternatif-alternatif yang dikemukakan dengan konsekuensi masing-masing
untuk kemudia dipilih satu di antara alternatif-alternatif tersebut yang
dianggap paling tepat
5.
Setelah keputusan diambil, kemudian keputusan itu
dilaksanakan. Keberhasilannya tergantung pada jiwa dan manajemen dari
kepemimpinan.
4.
Jenis-jenis
pengambilan keputusan
a)
Pengambilan Keputusan Individu
Robin (1991) mengemukakan model-model pengambilan
keputusan individual, dengan pendekatan contongency (model
pengambilan keputusan yang dipilih dan diguanakan sesuai dengan situasi
tertentu, antara lain sebagai berikut :
(1).The Satisficing Model
Esensi dari the satisficing model, pada saat
dihadapkan pada masalah kompleks, pengambil keputusan berusaha menyederhanakan
masalah-masalah pelik sampai pada tingkat dimana dia siap untuk memahaminya.
Dalam model ini pembatasan proses pemikiran diarahkan pada pengambilan
keputusan dengan bounded rationality (rasionalitas terbatas),
yaitu proses penyederhanaan model dengan mengambil inti masalah yang paling
esensial tanpa melibatkan seluruh permasalahan yang konkrit
Rasionalitas terbatas adalah batas-batas pemikiran yang
memaksa orang membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi. Pemikiran
itu terbatas, karena pikiran manusia tidak memiliki kemampuan untuk memisahkan
dan mengolah informasi yang bertumpuk. Bagi para pengambil keputusan, daripada
mempertimbangkan enam atau delapan alternatif, lebih baik cukup bekerja dengan
dua atau tiga alternatif untuk mencegah kekacauan. Pada dasarnya, manusia sudah
berpikir logis dan rasional, tetapi dalam batas-batas yang sempit.
Langkah-langkah model pengambilan keputusan ini (the
satisficing model) adalah sebagai berikut :
· Penetapan tujuan pengambilan keputusan
berkaitan dengan adanya masalah tertentu.
· Menyederhanakan masalah
· Penetapan standar minimum dari
serangkaian kriteria keputusan
· Mengidentifikasi serangkaian alternatif
yang dibatasi
· Menganalisis dan membandingkan setiap
alternatif, apakah memenuhi kendala, lebih besar atau sama dengan standar
minimum dari serangkaian keputusan
· Apakah alternatif yang memenuhi syarat
itu ada ?
· Jika ya, pilih salah satu alternatif
yang dianggap terbaik
· Jika tidak, dilakukan kembali pencarian
alternatif seperti pada langkah kelima
(2).The Optimizing Decision Making
Model
Dalam model ini, decesion maker yang
penuh keyakinan berusaha menyusun alternatif-alternatif, memperhitungkan untung
rugi dari setiap alternatif itu terhadap tujuan organisasi. Setelah itu,
diperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam kerjadian di kemudian hari,
mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian itu terhadap
alternatif-alternatif yang telah dirumuskan, dan menyusun urut-urutannya secara
sistematis sesuai prioritas. Barulah dibuat keputusan yang dianggap sudah
optimal karena telah memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan
keputusan tersebut.
Model ini menggambarkan bagaimana individu harus
memaksimalkan hasil dari keputusan yang diambilnya. Lima tahap/langkah yang
harus diikuti, baik secara implisit maupun eksplisit dalam proses keputusan
menurut model ini, yaitu :
Ø Tegaskan kebutuhan untuk suatu
keputusan
Ø Identifikasi kriteria keputusan
Ø Alokasi bobot nilai pada kriteria
Ø Kembangkan berbagai alternatif
Ø Evaluasi alternatif-alternatif tersebut
di atas
Ø Pilih alternatif terbaik
(3).The Implicit Favorite Model
Model ini dirancang dalam kaitan dengan keputusan
kompleks dan tidak rutin. Model ini menyangkut proses penyederhanaan masalah
yang kompleks oleh individu pembuat keputusan. Bedanya dengan satisficing
model, bahwa model ini tidak memasuki tahap pengambilan keputusan melalui
pengevaluasian alternatif yang cukup sulit karena perlu rasional dan obyektif.
4).The Intuitive Model
The intuitive decesion making didefinisikan sebagai suatu
proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang
terseleksi. Model ini tidak berarti sama sekali dilaksanakan tanpa analisis
rasional. Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses keputusan.
Terdapat dua pendekatan dalam menggunakan model ini, yaitu :
Ø
A front end approach
Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari
menganalisis masalah secara sistematis. Di sini intuisi diberi kekuasaan penuh
untuk mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan
kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak dibangun dari
data yang lalu.
Ø
A back end approach
Pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan
bersandar pad analisis, rasional, untuk mengidentifikan dan mengalikasi bobot
nilai kriteria. Seperti halnya untuk mengambang dan mengevalusi berbagai
alterantif. Pada saat tahap ini sudah dilaksanakan, si pengambil keputusan
beristirahat satu atau dua hari dari kegiatan keputusan ini, sebelum
menentukan pilihan keputusan akhir (final).
b)
Pengambilan Keputusan Kelompok
Menurut Bodily (1985) model pengambilan keputusan
kelompok dimulai dari bentuk metode yang sederhana berlanjut ke bentuk lebih
canggih, yang paling baik dilaksanakan adalah dengan bantuan komputer. Bodily
ingin menggambarkan bahwa apapun metodenya, pada dasarnya harus dapat
memasukkan preferensi individu dan selanjutnya dapat mengakomodasikan berbagai
kepentingan kelompok.
Beberapa metode pengambilan keputusan kelompok yang
dikemukakan oleh Bodily, anatara lain sebagai berikut :
(1).Pareto Optimality
Perangkat optimal pareto memilih satu alternatif yang
tidak didominasi oleh alternatif lainnya. Kekurangan dari Pareto adalah adanya
peringkat alternatif-alternatif yang lengkap yang belum diidentifikasi sehingga
setiap individu memperoleh keuntungan dengan beralih dari alternatif non-Pareto
ke alternatif optimal pareto, karena pilihan kelompok dimulai jika perangkat
pareto telah diidentifikasi. Pendekatan yang lebih baik adalah terlebih dahulu
mengidentifikasi alternatif optimal pareto. Jika ada beberapa alternatif
pareto, dibutuhkan metode lain untuk memilih satu alternatif.
(2).The Nash Bargaining Solution
Salah satu cara memandang masalah keputusan kelompok
adalah tawar menawar (bargaining). Nash merumuskan masalah tawar menawar
ini sampai kepada solusinya. Hasilnya adalah para pelaku harus meningkatkan
produk yang bermanfaat bagi mereka masing-masing (product individual
utilities). Peranan solusi Nash tersebut adalah menghitung sejauh mana
keuntungan relatif dari suatu tawar menawar dengan nilai dasar yang akan
berlaku, bila tidak ada kesepakatan. Pendekatan Nash didasarkan pada pengertian
bersaing dari pembuat keputusan kelompok dan solusi equilibrium terhadap
masalah tawar menawar. Dampak ancaman dari masing-masing pelaku ikut
dipertimbangkan. Masing-masing individu mencari kebaikan untuk kepentingan diri
sendiri dan atau kelompoknya.
5.
Model-model pengambilan keputusan
a) Rasional Analitis
Pengambil keputusan rasional analitis mempertimbangkan
semua alternatif dengan segala akibat dari pilihan yang diambilnya, menyusun
segala akibat dan memperlihatkan dan memperhatikan skala pilihan (scale of
preference) yang pasti, dan memilih alternatif yang memberikan hasil
maksimum.
b) Intuitif Emosional
Pengambil keputusan dengan intuitif
emosional menyukai kebiasaan dan pengalaman, perasaan yang mendalam,
pemikiran yang reflektif dan naluri dengan menggunakan proses alam bawah sadar.
Proses ini dapat didorong oleh naluri, orientasi kreatif, dan konfrontasi
kreatif. Mereka yang menentang pendekatan ini mengemukakan bahwa cara ini tidak
secara efektif menggunakan semua sarana yang ada bagi keputusan modern.
Model pengambil keputusan yang menggunakan intuisinya
seringkali dikritik sebagi immoral. Kritik yang sering dilontarkan terhadap
pengambilan keputusan dengan intuisi adalah karena kurang mengadakan analisis
yang terkendali maka perhatian hanya ditujukan pada beberapa fakta dan
melupakan banyak elemen penting. Dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan
intuisi tidak banyak tergantung pada fakta yang lengkap.
6.
Metode-metode
analisa pengambilan keputusan
a)
Kewenangan Tanpa Diskusi
Metode
pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh pemimpin otoratik atau
dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu
cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu metode ini cukup sempurna dapat
diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan
persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan
persetujuan para anggotanya.
Namun
demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia
akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak kepercayaan
para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pemimpinnya, karena
mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan akan memiliki keputusan yang lebih bermakna, apabila
dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok, dari
pada keputusan yang diambil secara individual.
b)
. Penadapat Ahli
Kadang-kadang
seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya di beri predikat
sebagai ahli (expert), sehingga memungkikannya memiliki kekuatan dan kekuasaan
untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan
bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang diangap ahli tersebut
memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh
anggota lainnya.
Dalam
banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang
sederhana, karena sangat sukit menentukan indicator yang dapat mengukur orang
yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli
adalah orang yang memiliki kualitas terbaik untuk membuat keputusan, namun
sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut.
Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli dalam
persoalan yang rumit.
c)
Kewenangan
Setelah Diskusi
Sifat
otoratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingakn
dengan metode yang pertama . Karena metode rule after discussion ini
pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam
peroses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui
metode ini akan meningkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya
disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan
keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu
meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan
dalam proses pembutan keputusan, namun perilaku otoratik dari pimpinan,
kelompok masih berpengaruh.
Metode
pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota
organisasi akan bersaing untuk mempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan.
Artinya
bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses
pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa
pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
d)
Kesepakatan
Kesepakatan
atau consensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung
keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan,
yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan
dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti
tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu
metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun
demikian, metode pengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepaktan ini,
tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangannya. Yang paling menonjol adalah
dibutuhkannnya waktu yang relative lebih baik dan lebih lama, sehingga metode
ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat
metode pengambilan keputusan diatas, menurut Alder dan Rodman, tidak ada yang
terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode
ilmiah unggul dibandingankan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang
paling efektif yang dapat digunakan dala situasi tertentu, bergantung pada
factor-faktor :
- Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan.
- Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh
kelompok, dan
- Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok
dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
B. Pemecahan Masalah
1. Pengertian
Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah bagian
dari proses berpikir. Sering dianggap
merupakan proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah
telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat
tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari
keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak
mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang
dituju.
Prinsip
utama untuk menetapkan suatu masalah adalah mengetahui fakta, kemudian
memisahkan fakta tersebut dan melakukan interpretasi data menjadi fakta
objektif dan menentukan luasnya masalah tersebut. Manajer membutuhkan kemampuan
untuk menetapkan prioritas pemecahan masalah. Umumnya untuk pemecahan masalah
selalu menggunakan metoda coba-coba dan salah, eksperimen, dan atau tidak
berbuat apa-apa (“do nothing”). Pembuatan keputusan dapat dipandang sebagai
proses yang menjembatani hal yang lalu dan hal yang akan datang pada saat
manajer hendak mengadakan suatu perubahan.
2.
Tahapan-tahapan
pemecahan masalah
Menurut
Herbert A. simon, pemecah masalah akan terlibat dalam empat hal :
a. Aktivitas
intelijen
Mencari
kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi didalam lingkungan.
b. Aktivitas
perancangan
Menemukan,
mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan-kemungkinan tindakan.
c. Aktivitas
pemilihan
Memilih
satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.
d. Aktivitas
peninjauan
Menilai
pilihan-pilihan masa lalu.
3.
Langkah-langkah
pemecahan masalah
1.
Mengetahui hakekat dari masalah
dengan mendefinisikan
masalah yang
dihadapi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3.
Mengolah fakta dan data.
4.
Menentukan beberapa alternatif
pemecahan masalah.
5.
Memilih cara pemecahan dari
alternatif yang dipilih.
6.
Memutuskan tindakan yang akan
diambil.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan
suatu pendekatan yang sistematis terhadap permasalahan yang dihadapi.
Pendekatan tersebut menyangkut pengetahuan mengenai esensi atas permasalahan
yang dihadapi, pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan permasalahan yang
dihadapi, analisis permasalahan dengan menggunakan fakta dan data, mencari
alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga ditemukan
alternatif yang paling rasional dan penilaian atas keluaran yang dicapai.
Dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan ada beberapa metode,tahap dan
langkah-langkah yang harus diambil sebelum membuat keputusan untuk mennyelesaikan
suatu masalah. Manajer harus bijaksana dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah agar keputusan yang diambil dapat diterima oleh para karyawan
dan tidak merugikan satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org
Amirullah &
rindyah hanati , 2002.pengantar manajemen.graha ilmu, yogyakarta.
Comments
Post a Comment