Teori ketidak sesuaian
Teori
ketidaksesuaian
A. Teori ketidaksesuaian
Menurut
locke teori ketidaksesuaian yaitu suatu ungkapan bagaiamana tingkat kepuasan
dari beberapa aspek pekerjaan. Dalam hal ini dipertimbangkan dalam dua nilai
yaitu
1. Apa yang diinginkan individu dengan apa yang dia terima
dalam kenyataanya tidak sesuai
2. Seberapa penting pekerjaan yang diinginkan oleh individu
tersebut
kepuasan kerja secara keseluruhan bagi individu adalah
jumlah dari kepuasan kerja dari setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat
pentingnya aspek pekerjaan individu .
Kepuasan kerja
secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari kepuasan kerja dari
setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi
individu. Menurut Locke seseorang individu akan merasa puas atau tidak puas merupakan
sesuatu yang pribadi, tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian
atau pertentangan antara keinginan-keinginannya dan hasil-keluarannya. Tambahan
waktu libur akan menunjang kepuasan tenaga kerja yang menikmati waktu luang
setelah bekerja, tetapi tidak akan menunjang kepuasan kerja seorang tenaga
kerja lain yang merasa waktu luangnya tidak dapat dinikmati.
B. Faktor kepuasan kerja
Faktor-faktor Yang Dapat Menimbulkan Kepuasan Kerja.
Sebagian besar orang berpendapat bahwa gaji atau upah merupakan faktor utama
untuk dapat menimbulkan kepuasan kerja. Sampai taraf tertentu,hal ini memang
bisa diterima, terutama dalam negara yang sedang berkembang, dimana uang
merupakan kebutuhan yang sangat vital untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok
sehari – hari. Akan tetapi kalau masyarakat sudah bisa memenuhi kebutuhan
keluarganya secara wajar, maka gaji atau upah ini tidak menjadi faktor utama.
Sesuai dengan tingkatan motivasi manusia yang dikemukakan oleh Maslow, maka
upah atau gaji merupakan kebutuhan dasar. Sedangkan menurut pendapat Gilmer
(1966) dalam bukunya Moch. As’ad (2004 : 114 ) tentang faktor – faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut :
1) Kesempatan
untuk maju. Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh kesempatan
peningkatan pengalaman dan kemampuan kerja selama bekerja.
2) Keamanan kerja.
Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik
karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengarugi perasaan
kerja karyawan selama bekerja.
3) Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan,
dan jarang orang yang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang
yang di perolehnya
4) Manajemen kerja. Manajemen kerja yang baik adalah yang
memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil, sehingga karyawan dapat
bekerja dengan nyaman.
5) Kondisi kerja.
Dalam hal ini adalah tempat kerja, ventilasi, penyinaran, kantin, dan tempat
parkir.
6) Pengawasan
(Supervisi). Bagi Karyawan, Supervisor dianggap sebagai figur ayah dan
sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn
tover.
7) Faktor
intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan
ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
8) Komunikasi. Komunikasi yang lancar antara karyawan
dengan pimpinan banyak dipakai untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya
kesediaan pihak pimpinan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat
atau prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbukan kepuasan kerja.
9) Aspek sosial
dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi
dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja
10) Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun,
atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan
menimbulkan rasa puas.
Menurut pendapat Moh. As’ad (2004:115), faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja antara lain :
a. Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan
kejiwaan pegawai yang meliputi minat, ketentraman kerja, sikap terhadap kerja,
perasaan kerja.
b. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan
fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik pegawai, meliputi jenis pekerjaan,
pengaturan waktu kerja, perlengkapan kerja, sirkulasi udara, kesehatan pegawai.
c. Faktor
finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan
pegawai, yang meliputi sistem penggajian, jaminan sosial, besarnya tunjangan,
fasilitas yang diberikan, promosi dan lain-lain.
d. Faktor Sosial, merupakan faktor yang
berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama karyawan, dengan
atasannya, maupun karywan yang berbeda jenis pekerjaannya.
Kesimpulan dari teori ini
bahwa seseorang akan merasa puas dengan
suatu aspek khusus dari
pekerjaan mereka sendiri baik itu gaji, atasan dan
rekan kerja serta hal
lainnya. Jika jumlah aspek khusus yang mereka
persepsikan sama dengan
sepatutnya ia terima maka ia akan merasakan
kepuasan kerja.
Source
http://kepuasankerjakaryawan.blogspot.com/2013/09/teori-kepuasan-kerja.html?m=1
http://bisapsikologi.blogspot.com/2015/11/teori-ketidaksesuaian-discrepancy.html?m=1
Source
http://kepuasankerjakaryawan.blogspot.com/2013/09/teori-kepuasan-kerja.html?m=1
http://bisapsikologi.blogspot.com/2015/11/teori-ketidaksesuaian-discrepancy.html?m=1
Comments
Post a Comment